Siapakah saya? Mugkin ini pertanyaan yang sebenarmya mudah dijawab namun sangat membingungkan. Jika ada seseorang bertanya kepada saya siapa saya sebenarnya, dengan mudah saya menjawab 'Saya adalah manusia yang benama Shania Puri Nurwana Putri' jawaban yang simple, namun bukan itu jawaban sebenarnya. Seperti yang saya katakan di awal tadi ini pertanyaan yang mudah tapi sangat membingungkan.
Setelah saya mendapat pertanyaan seperti itu, membuat saya termenung dan terus memikirkan siapa diri saya sebenarnya? Sangat penting untuk mengetahui diri kita yang sebenarnya, karena masa depan kita juga bisa kita tentukan dengan cara mengetahui diri kita sebenarnya.
Diblogger yang saya tulis ini, saya akan menjelaskan siapa diri saya sebenarnya dengan sejujur-jujurnya. Nama saya Shania Puri Nurwana Putri tahun ii saya akan menginjak umur 16 tahun, saya terlahir dari keluarga sederhana namun memiliki banyak kasih sayang di dalamnya. Saat saya kecil tidak ada beban dihidup saya, yang ada saya hanya merasakan kebahagiaan.
Saya bukan berasal dari keluarga yang kaya raya tetapi dengan keserhanaan dalam hidup saya, saya bisa mengerti betapa indahnya hidup dan saya bisa memaknainya.
Ngomong-ngomong tentang bahagia, mungkin bahagia yang saya rasakan dulu dan sekarang sangat berbeda jauh jika bisa diibaratkan seperti langit dan bumi. Dulu saya bisa benar-benar bahagia karena saya dikelilingi oleh orang-orang yang sangat saya cintai terutama mempuyai orang tua yang lengkap yaitu mama dan papa saya, namun bahagia yang saya rasakan sekarang mungkin hanya karena saya berkumpul dengan teman-teman saya, ada hal yang bisa membuat saya tertawa (bahagia saya sekarang memiliki beban) karena di hidup saya sekarang tidak ada 'CINTA dan KASIH SAYANG'
Seiring jalannya waktu, kebahagiaan yang saya rasakan semakin hilang. Karena mulai terjadi kekacauan dikeluarga saya, mama dan papa saya semakin sering berbeda pendaat semakin sering juga beradu mulut. Karena terlalu sering mereka bertengkar semakin hari semakin hebat, saya mencoba utuk menghiraukan mama dan papa saya mencoba cuek dan tidak peduli mereka, namun yang saya lakukan salah karena semakin saya menghiraukan semakin terpukul jiwa saya dan secara tidak langsung saya mengalami trauma dan gangguan psikologi. Saya termasuk orang yang tertutup dan lebih baik diam kalau ada masalah.
Keadaan dirumah saya pun semakin kacau, saya yang saat itu duduk dikelas 9 memiliki banyak tekanan diotak saya. Satu sisi saya harus memikirkan ujian nasional yang akan saya hadipi , satu sisi saya berpikir bagaimana saya bisa fokus belajar agar ujian nasional saya berjalan lancar dengan keadaan rumah saya yang seperti iu, dan satu sisi lagi saya tidak dapat berhinti memikirkan bagaimana mama dan papa saya? Apakan mereka bisa memperbaiki hubungan mereka? Menumbuhkan cinta dan mengalahkan ego mereka masing-masing? Atau mereka memutuskan untuk berpisah? Saya terus mengalami pukulan diotak dan saraf saya serta mendapat guncangan mental yang tidak bisa saya banyangkan saya akan mengalami hal seperti itu.
Waktu pun terus berjalan, orang tua saya akhirnya memutuskan untuk berpisah. Sangat berat untuk saya tapi dibalik itu semua saya berpikir mungkin ini jalan yag benar-benar terbaik untuk mereka dan untuk saya, dan saya percaya Allah mempunyai rencana lain yang lebih indah dari semua ini dan saya percaya Allah tidak akan menyengsarakan umatnya. Yaah mungkin ini salah satu dari perjalan hidup saya, mungkin banyak orang mengira bahwa anak yang 'broken home' cenderung depresi dan melampiaskannya dengan hal-hal yang negatif.
Eiiits.... Jangan salah! Meskipun keluarga saya broken home tapi saya tetap punya cita-cita untuk membuat orangtua saya bangga. Justru dengan keadaan ini saya bisa mandiri dan lebih giat belajar lagi, saya yang saat ini tinggal hanya bersama mama saya membuat saya berpikir bagaimana saya sukses di usia muda dan meringkan beban beliau. Mungkin saya sempat mengalami yang namanya 'Depresi' menurut saya itu wajar, tapi..... Saya tidak melampiaskannya dengan hal-hal negatif.
Meskipun saya sekarang menginjak masa remaja, dimana masa kita mengalami ke-labilan baik dalam sikap maupun emosi masa ini dinamakan masa pubertas. Saya memanfaatkan masa remaja saya ini dengan sebaik-baiknya, dengan cara mengenali jati diri saya dan mendalami cita-cita saya. Ngomong-ngomong soal cita-cita saya mempunyai cita-cita sebagai photographer.
Saya adalah gadis remaja yang sangat mencintai dunia photography, saya mulai tertarik dengan photography ketika saya berumur 11 tahun tepatnya saat saya duduk dibangku kelas 6 SD, saat itu pertama kali saya memegang dan memfoto dengan kamera SLR dan saat itu juga saudara saya memuji hasil foto saya katanya "Ini fotonya bagus, kelihatannya kamu punya bakat foto di coba kembangin aja" kata-kata itu sangat terngian dan tak pernah hilang dalam orak saya sampai sekarang. Berkat pujian saudara tadi membuat saya pede akan bakat saya dan saya terus mencari tahu, saya yang saat itu sudah mengenal internet saya akhirnya saya tahu apa itu photography. Photography adalah (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. sumber (http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi)
Karena menurut saya photography adalah seni yang unik dan menarik, maka dari itu saya menjadikannya sebagai cita-cita saya. Mungkin banyak orang mengira menjadi Photographer adalah pekerjaan yang sepele karena mereka selalu beranggapan ''Siapa sih yang gak bisa foto? Semua orang pasti bisa memfoto" tapi anggapan mereka itu salah , photography itu bukan hanya sembarang foto jeprat-jepret sana-sini tapi didalm foto itu terdapat seni. Ketika saya sudah menentukan cita-cita saya,saya langsung cerita pada mama saya dan alhamdulillah mama saya sangat mendukungnya dan setelah lulus SMK ini beliau berencana memasukan saya kesekolah photografy agar saya bisa mendalami dan mensukseskan cita-cita saya.
Mungkin jika diteruskan,blogger ini tidak cukup untuk menceritakan kisah hidup saya dan siapa saya. Intinya saya sangat bersyukur atas hidup saya ini, atas semua yang telah Allah berikan kepada saya. Saya tau saya tidak akan bisa menjadi sempuna karena di Dunia ini tidak ada yang sempurna, tetapi saya berusaha menjadi sempurna dengan cara diri saya sendiri yaitu memperbaiki kekurangan dalam diri saya dan hidup saya. Itu menjadi keharusan dan prinisip saya.
Saya kira tulisan saya diatas cukup untuk mengetahui siapa diri saya, terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca coretan hidup saya. Mohon maaf bila ada kesalahan kata.
Wassalamualaikum wr.wb :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar