Sabtu, 24 Januari 2015

Kasih Sayang Seorang Mama

  Mama.... Mendengar kata itu, seketika saya teringat dengan lagu bunda yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw, lagu tersebut mungkin membuat setiap pendengarnya tersentuh hingga menitihkan air matanya, termasuk saya. Karena lirik dalam lagu tersebut memiliki arti yang sangat dalam, dimana lirik tersebut menggambarkan betapa dalamnya kasih sayag seorang ibu pada anaknya.

        Mama? Itulah panggilan sayang saya untuk sosok wanita cantik ciptaan Allah yang satu ini. 




Mama adalah wanita yang sangat saya cintai dan saya sangat takut kehilangan beliau. Beliau adalah satu-satunya harta terbesar dihidup saya. Beliau adalah wanita yang hebat, wanita yang sangat kuat, wanita yang selalu ada dibarisan paling depan untuk melindungi anaknya yang sedang dalm bahaya, Yap! Beliau adalah pahlawan. Saya sebut beliau pahlawan karena saya begitu menghargai perjuangan beliau, maksud saya bukan berjuang melawan perang tapi berjuang mengandung dan merawat saya hingga saya seperti ini, tanpa beliau saya tidak akan ada di Dunia ini.

        9 bulan beliau mengandung saya, membawa saya yang saat itu dalam perutnya kemana saja dia pergi termasuk ke Toilet meskipun itu berat, 




membagi makanan yang beliau makan dengan saya karena itu beliau sangat menjaga makananya agar saya tetap sehat didalam perut, rela perutnya sakit karena saya menendang-nendang beliau. Lihat lah, seberapa besar kasih sayang beliau terhadap kita? Seberapa banyak kita sudah menyusahkan beliau meskipun kita masih dalam kandungannya, tapi... Beliau tidak pernah mengeluh atas apa yang kita perbuat dalam perutnya.

         Setelah genap 9 bulan, tepatnya tanggal 27 Juli tahun 1999detik-detik yang ditunggu oleh mama saya datang. Persalinan pun sudah ada didepan mata. Beliau pasti merasakan perasaan campur aduk, perasaan antara senang akan bertemu dengan bayi yang selama ini dinanti-nanti,perasaan takut karena kesakitan luar biasa yang akan dirasakan saat melahirkan atau bahkan perasaan takut dan sedih karena harus kehilangan salah satunya tepatnya kehilangan beliau yang rela memberikan nyawanya demi saya atau kehilangan saya, memang kata mama saya melahirkan itu rasanya antara hidup dan mati (seperti yang saya jelaskan diatas tadi). Seketika itu saya jadi ingat kata-kata yang ada di twitter yang membuat hati saya tersentuh yaitu "Jika dihadapkan padanya antara hidup dan kematian, pastilah ia akan memilih mati agar kita tetap hidup"  kalimat tersebut menggambarkan betapa besar kasih sayangnya terhadap kita sampai-sampai beliau rela memberikan nyawanya untuk kita agar kita tetap hidup. Kata mama saya saat saya tanya "Ma gimana rasanya melahirkan? lancar atau tidak?" lalu mama saya menjawab dengan nada bercanda "Ya pasti sakit, Alhamdulillah lancar kalau tidak lancar kamu atau mama tidak akan ada disini" saya menjawab hanya tertawa tapi dalam hati saya saya ingin menangis. Saat-saat menegangkan telah dilalui mama saya, akhirnya rasa sakit dan cucuran keringat bisa dibayar dengan senyuman serta tangisan kebahagiaan karena saya telah hadir di dunia ini.

          Perjungan dan kasih sayang seorang mama tidak berhenti sampai disitu saja, beliau merawat  dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang. Begitu indah gambaran kasih sayang yang diberikan mama kepada saya, ia rela memberikan apa saja yang saya inginkan hanya untuk melihat saya bahagia, ia rela mengotori tangannya untuk membersihan kotoran saya, rela bangun tengah malam karena mendengar tangisan saya dan banyak hal lainnya. Beliau selalu tulus membesarkan kita tanpa berharap sedikitpun imbalan dari kita.

          Kasih sayang mama memang tidak ada batasnya. Mungkin kita semua sudah merasakan nya dan mungkin kita seringkali tidak sadar akan tulus kasih sayang yang beliau berikan untuk kita. Masih ingatkah kita saat kita masih anak-anak yang sering kali merepotkan dan membuatnya jengkel? Mungkin beliau marah pada kita, tetapi.. beliau marah bukan tanpa seba bbeliau marah karena kita melakukan hal yang salah dan beliau marah karena beliau menyayangi kita beliau tidak mau kita melakukan hal yang salah kerena mugkin itu dapat membahayakan kita. Beliau sangat menjaga kita, beliau selalu ada di barisan paling depan saat ada yang akan menyakiti kita beliau berusaha melindungi kita sebisa mungkin. 

          Kalimat diatas membuat saya teringat oleh kisah seorang ibu di Jepang , saat itu di Jepang sedang terjadi tsunami yang sangat dahsat sehingga meluluhlantakan semua bangunan. Saat tsunami selesai tim sar di Jepang pun segera bergegas mencari korban tsunami yang bisa diselamatkan atau tidak, yang membuat saya terharu saat tim sar mencari kedalam lubang yang sangat sempit tim sar tersebut tidak menemukan ada korban, lalu im sar tersebu meninggalkan tempat tersebut dan pergi ketempat lain. Setelah mencari ke tempat lain, salah satu anggota tim sar tersebut ingin kembali ke lubang tersebut anggota tersebut merasa dan yakin bahwa didalam lubang itu ada korban, akhirya tim sar pun kembali ketempat tersebut untuk memastikan lagi. Setelah tim sar masuk ke lubang tersebut lebih dalam lagi tenyata ada seseorang wanita yang membungkuk, tim sar lalu berusaha mengeluarkan wanita itu dari lubang setelah diangkat ternyata wanita yang membungkuk itu sedang memeluk sesuatu bungkusan, saat bungkusan itu dibuka itu adalah bayi ,bayi itu masih hidup dan dia sedang tertidur pulas dalam pelukan ibunya. Ternyata wanita itu sedang memeluk anaknya berusaha melindungi anaknya dari reruntuhan bangunan akibat tsunami, subhanallah betapa mulianya ibu tersebut tapi sayangnya badan ibu itu sudah digin dan kaku saat diangkat menandakan nyawa ibu itu telah tidak ada.

          Coba kita renungkan berapa banyak dan berapa besar pengorbanan mama kita untuk kita? Rela memberikan apapun untuk kita, tapi.. Pernahkah mereka meminta kita untuk membalasnya? Pernahkah mereka meminta lebih pada kita? Pernahkah mereka meminta atau memungut tarif atas apa yang mereka beri? Jawabannya TIDAK SEDIKIT PUN! Beliau hanya ingin melihat kita tersenyum bahagia itu sudah melebihi cukup untuk beliau. Tapi kita sebagai anak, apakah kita sudah memberikan yang terbaik untuk beiau? Sudahkah kita membahagiakan beliau? Membalas kasih sayang beliau? perlu kita renungkan lagi , kita sebagai anak harusnya bisa menyadari kasih sayang beliau tapi untuk menyadarinya saja kita malas, yang ada kita sering membentaknya, menyuruhya ini itu, memaksanya untuk membelikan apa yang kita mau walaupun keadaan mama kita tidak mampu, menyakiti hatinya, membuatnya menangis karena perbuatan kita. Apakah itu sepadan dengan yang mereka beri pada kita? Tentu saja tidak.

           Jika dipikir lebih jauh lagi, saat mama kita sudah tua dan tak sanggup berbuat apa-apa beliau sangat membutuhkan kita untuk membantunya dan siapa yang sanggup menjaga dan merawatna seperti mereka merawat kita saat kecil? Siapa yang sanggup membersihkan  kotorannya? Menyuapinya? Memandikannya? Kalau ada tentu saja jarang, karena saat kita sudah dewasa apalagi kita sudah menikah tentu saja kita berpisah dengan mama kita dan mungkin menjenguknya saja sudah jarang apalagi melakukan hal seperti itu. Ketika kita sudah bekerja, sebagai kesadaran kita pasti memberikan sebagian gaji kita kepada mama kita, tapi seberapa banyak gaji kita yang kita berikan pada mama kita tidak akan bisa membayar semua yang beliau berikan pada kita.

          Jadi… kesimpulannya adalah kasih sayang seorang yang ibu sangat besar terhadap anaknya, dan kasih sayang seorang ibu pun tidak akan bisa digantikan oleh apapun.




          Demikian coretan  saya tentang ‘Kasih Sayang Seorang Mama’


Tidak ada komentar:

Posting Komentar