Mama....
Mendengar kata itu, seketika saya teringat dengan lagu bunda yang dinyanyikan
oleh Melly Goeslaw, lagu tersebut mungkin membuat setiap pendengarnya tersentuh
hingga menitihkan air matanya, termasuk saya. Karena lirik dalam lagu tersebut memiliki
arti yang sangat dalam, dimana lirik tersebut menggambarkan betapa dalamnya
kasih sayag seorang ibu pada anaknya.
Mama? Itulah panggilan sayang saya
untuk sosok wanita cantik ciptaan Allah yang satu ini.
Mama adalah wanita yang sangat saya cintai dan saya sangat takut
kehilangan beliau. Beliau adalah satu-satunya harta terbesar dihidup saya.
Beliau adalah wanita yang hebat, wanita yang sangat kuat, wanita yang selalu
ada dibarisan paling depan untuk melindungi anaknya yang sedang dalm bahaya,
Yap! Beliau adalah pahlawan. Saya sebut beliau pahlawan karena saya begitu
menghargai perjuangan beliau, maksud saya bukan berjuang melawan perang tapi
berjuang mengandung dan merawat saya hingga saya seperti ini, tanpa beliau saya
tidak akan ada di Dunia ini.
9 bulan beliau mengandung saya,
membawa saya yang saat itu dalam perutnya kemana saja dia pergi termasuk ke
Toilet meskipun itu berat,
membagi makanan yang beliau makan dengan saya karena itu beliau
sangat menjaga makananya agar saya tetap sehat didalam perut, rela perutnya
sakit karena saya menendang-nendang beliau. Lihat lah, seberapa besar kasih
sayang beliau terhadap kita? Seberapa banyak kita sudah menyusahkan beliau
meskipun kita masih dalam kandungannya, tapi... Beliau tidak pernah mengeluh
atas apa yang kita perbuat dalam perutnya.
Setelah genap 9 bulan, tepatnya
tanggal 27 Juli tahun 1999detik-detik yang ditunggu oleh mama saya datang.
Persalinan pun sudah ada didepan mata. Beliau pasti merasakan perasaan campur
aduk, perasaan antara senang akan bertemu dengan bayi yang selama ini
dinanti-nanti,perasaan takut karena kesakitan luar biasa yang akan dirasakan
saat melahirkan atau bahkan perasaan takut dan sedih karena harus kehilangan
salah satunya tepatnya kehilangan beliau yang rela memberikan nyawanya demi
saya atau kehilangan saya, memang kata mama saya melahirkan itu rasanya antara
hidup dan mati (seperti yang saya jelaskan diatas tadi). Seketika itu saya jadi
ingat kata-kata yang ada di twitter yang membuat hati saya tersentuh yaitu
"Jika dihadapkan padanya antara hidup dan
kematian, pastilah ia akan memilih mati agar kita tetap hidup" kalimat tersebut menggambarkan betapa besar kasih sayangnya
terhadap kita sampai-sampai beliau rela memberikan nyawanya untuk kita agar
kita tetap hidup. Kata mama saya saat saya tanya "Ma gimana rasanya
melahirkan? lancar atau tidak?" lalu mama saya menjawab dengan nada
bercanda "Ya pasti sakit, Alhamdulillah lancar kalau tidak lancar kamu atau
mama tidak akan ada disini" saya menjawab hanya tertawa tapi dalam hati
saya saya ingin menangis. Saat-saat menegangkan telah dilalui mama saya,
akhirnya rasa sakit dan cucuran keringat bisa dibayar dengan senyuman serta
tangisan kebahagiaan karena saya telah hadir di dunia ini.
Perjungan dan kasih sayang
seorang mama tidak berhenti sampai disitu saja, beliau merawat dan
membesarkan saya dengan penuh kasih sayang. Begitu indah gambaran kasih sayang
yang diberikan mama kepada saya, ia rela memberikan apa saja yang saya inginkan
hanya untuk melihat saya bahagia, ia rela mengotori tangannya untuk membersihan
kotoran saya, rela bangun tengah malam karena mendengar tangisan saya dan
banyak hal lainnya. Beliau selalu tulus membesarkan kita tanpa berharap
sedikitpun imbalan dari kita.
Kasih sayang mama memang tidak
ada batasnya. Mungkin kita semua sudah merasakan nya dan mungkin kita
seringkali tidak sadar akan tulus kasih sayang yang beliau berikan untuk kita.
Masih ingatkah kita saat kita masih anak-anak yang sering kali merepotkan dan
membuatnya jengkel? Mungkin beliau marah pada kita, tetapi.. beliau marah bukan
tanpa seba bbeliau marah karena kita melakukan hal yang salah dan beliau marah
karena beliau menyayangi kita beliau tidak mau kita melakukan hal yang salah
kerena mugkin itu dapat membahayakan kita. Beliau sangat menjaga kita, beliau
selalu ada di barisan paling depan saat ada yang akan menyakiti kita beliau
berusaha melindungi kita sebisa mungkin.
Kalimat diatas membuat saya
teringat oleh kisah seorang ibu di Jepang , saat itu di Jepang sedang terjadi
tsunami yang sangat dahsat sehingga meluluhlantakan semua bangunan. Saat
tsunami selesai tim sar di Jepang pun segera bergegas mencari korban tsunami
yang bisa diselamatkan atau tidak, yang membuat saya terharu saat tim sar
mencari kedalam lubang yang sangat sempit tim sar tersebut tidak menemukan ada
korban, lalu im sar tersebu meninggalkan tempat tersebut dan pergi ketempat
lain. Setelah mencari ke tempat lain, salah satu anggota tim sar tersebut ingin
kembali ke lubang tersebut anggota tersebut merasa dan yakin bahwa didalam
lubang itu ada korban, akhirya tim sar pun kembali ketempat tersebut untuk
memastikan lagi. Setelah tim sar masuk ke lubang tersebut lebih dalam lagi
tenyata ada seseorang wanita yang membungkuk, tim sar lalu berusaha
mengeluarkan wanita itu dari lubang setelah diangkat ternyata wanita yang
membungkuk itu sedang memeluk sesuatu bungkusan, saat bungkusan itu dibuka itu
adalah bayi ,bayi itu masih hidup dan dia sedang tertidur pulas dalam pelukan
ibunya. Ternyata wanita itu sedang memeluk anaknya berusaha melindungi anaknya
dari reruntuhan bangunan akibat tsunami, subhanallah betapa mulianya ibu
tersebut tapi sayangnya badan ibu itu sudah digin dan kaku saat diangkat menandakan
nyawa ibu itu telah tidak ada.
Coba kita renungkan berapa
banyak dan berapa besar pengorbanan mama kita untuk kita? Rela memberikan
apapun untuk kita, tapi.. Pernahkah mereka meminta kita untuk membalasnya?
Pernahkah mereka meminta lebih pada kita? Pernahkah mereka meminta atau
memungut tarif atas apa yang mereka beri? Jawabannya TIDAK SEDIKIT PUN! Beliau
hanya ingin melihat kita tersenyum bahagia itu sudah melebihi cukup untuk
beliau. Tapi kita sebagai anak, apakah kita sudah memberikan yang terbaik untuk
beiau? Sudahkah kita membahagiakan beliau? Membalas kasih sayang beliau? perlu
kita renungkan lagi , kita sebagai anak harusnya bisa menyadari kasih sayang
beliau tapi untuk menyadarinya saja kita malas, yang ada kita sering membentaknya,
menyuruhya ini itu, memaksanya untuk membelikan apa yang kita mau walaupun
keadaan mama kita tidak mampu, menyakiti hatinya, membuatnya menangis karena
perbuatan kita. Apakah itu sepadan dengan yang mereka beri pada kita? Tentu
saja tidak.
Jika dipikir lebih jauh
lagi, saat mama kita sudah tua dan tak sanggup berbuat apa-apa beliau sangat
membutuhkan kita untuk membantunya dan siapa yang sanggup menjaga dan merawatna
seperti mereka merawat kita saat kecil? Siapa yang sanggup membersihkan kotorannya?
Menyuapinya? Memandikannya? Kalau ada tentu saja jarang, karena saat kita sudah
dewasa apalagi kita sudah menikah tentu saja kita berpisah dengan mama kita dan
mungkin menjenguknya saja sudah jarang apalagi melakukan hal seperti itu. Ketika
kita sudah bekerja, sebagai kesadaran kita pasti memberikan sebagian gaji kita
kepada mama kita, tapi seberapa banyak gaji kita yang kita berikan pada mama
kita tidak akan bisa membayar semua yang beliau berikan pada kita.
Jadi… kesimpulannya adalah kasih
sayang seorang yang ibu sangat besar terhadap anaknya, dan kasih sayang seorang
ibu pun tidak akan bisa digantikan oleh apapun.
Demikian coretan saya tentang ‘Kasih Sayang Seorang
Mama’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar