Sabtu, 31 Januari 2015

Keluarga Kedua


Hidup… Selama kita terlahir di dunia ini kita pasti mempunyai  perjalanan hidup,sejarah hidup kita dan tentu siapa saja yang berarti dalam pengembangan diri kita. Ngomong-ngomong soal pengembangan diri, tentu saja kita punya seseorang yang sangat penting dalam artian orang itu membantu kita untuk bangkit dan berdiri lagi keika kita jatuh dan benar-benar dalam keadaan sangat menyerah atas masalah yang kita hadapi saat itu.
            Kalau ditanya siapa sebenarnya orang yang membantu saya bangkit saat saya jatuh? Tentu saja jawabannya adalah mama, tapi… berhubung konteks dalam blogger ini orang yang penting tidak boleh mama jadi saya akan menceritakan tentang siapa yang membantu saya saat saya  ada masalah . orang itu adalah ‘mereka’ , Mereka adalah 5 orang yang sangat membantu saya dan membawa perubahanbesar dalam hidup saya, mereka adalah sahabat saya. Mereka yang selalu membantu saya bangkit dari apa yang terjadi,mereka mendukung saya dan memotifasi saya.
            Saat itu adalah titik terberat dalam hidup saya,saat saya berumur 15 tahun saya mengalami masalah yang sangat sangat besar dan saya merasa benar benar berada dititik sangat menyerah. Saat itu keluarga saya hancur, seperti apa yang saya ceritakan di blogger ‘Siapa Aku’  , keluarga saya hancur ketika saya akan menghadapi ujian nasional. Saya sebagai remaja yang normal saat itu mengalami perubahan drastic terutama pada perubahan sikap, hal ini wajar karena perceraian yang saat itu terjadi pada keluarga saya tidak mudah saya dihadapi dan berdampak pada sikologi saya. Saya adalah tipe orang yang tertutup, maka dari itu saya hanya bisa menceritakan masalah yang tejadi pada diri saya pada orang-orang terdekat saya.
            Saya yang saat itu sangat benar-benar bingung  harus melakukan apa dan harus bagaimana agar bisa mengubah sikap saya kembali seperti dulu, akhirnya saya memutuskan menceritakan semua masalah yang ada dihidup saya yang membuat otak saya seperti dicengkram pada sahabat saya. Saya menceritakan beban hidup yang tidak kuat saya pikul ini dengan berderai air mata, sahabat saya secara spontan juga ikut menangis karena medengar cerita saya. Mereka sempat heran dan tidak percayatapi saya bilang bahwa ini benar-benar terjadi, saya juga bercerita bahwa saya sudah tidak sanggup melanjutkan hidup ini dan semua masalah yang ada didalamnya saya benar-benar jatuh dan menyerah.
            Tapi… mereka selalu menguatkan saya,mereka selalu berkata “Brokenhome memang bisa buat orang jadi gila,depresi tapi itu cuman sesaat ,kamu harus bangun! Kamu gak boleh nyerah,kamu harus bisa ngerubah keadaan!” kata-kata itu membuat saya berpikir berulang-ulang kali. Tanpa saya sadari kalimat itu manampar saya membuat saya pelan-pelan bangkitdari keterpurukan saya, sahabt saya juga bilang “Kamu punya cita-cita tinggi dan kaau kamu nyerah gimana kamu bisa mencapai cita-cita mu? Cita-cita yang udah kamu bangun dan impi-impikan hancur cumin gara-gara masalah orang tua mu ini? Ingat Shania Allah ngasih cobaan pada umatnya tidak akan melebihi batas kemampuannya,Allah tahu seberapa kemampua mu dia hanya menguji seberapa kuat kamu bertahan dalam cobaan yang dia kasih. Ayo bangun, kamu bisa! Kamu bisa ngelewatin ini ada kita yang selalu nangkap kamu kalau kamu jatuh.”
            Tidak hanya dukugan lewat kata-kata , mereka selalu mengingatkan saya untuk sholat 5 waktu dan mendoakan orang tua saya, mereka selalu meluangkan jam malamnya hanya untuk mem-bbm saya dan mengingatkan saya sholat tahajud. Mereka adalah sahabat yang benar-benar sahabat, mereka keluarga kedua bagi saya, mereka tempat saya berbagi cerita; ceria sedih maupun suka, dan mereka adalah sahabat yang selalu membawa saya kedalam kebaikan.

Sahabat sebenarnya adalah mereka yang selalu ada dalam keadaan apapun dan mereka yang tidak akan menggunakan topeng saat mereka bersama kita. Cukup sekian catatan saya tentang orang yang membawa perubahan terbesar dalam hidup saya kecuali orang tua saya, ,maaf bila ada kesalahn kata. Terima kasih. 

Sabtu, 24 Januari 2015

Kasih Sayang Seorang Mama

  Mama.... Mendengar kata itu, seketika saya teringat dengan lagu bunda yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw, lagu tersebut mungkin membuat setiap pendengarnya tersentuh hingga menitihkan air matanya, termasuk saya. Karena lirik dalam lagu tersebut memiliki arti yang sangat dalam, dimana lirik tersebut menggambarkan betapa dalamnya kasih sayag seorang ibu pada anaknya.

        Mama? Itulah panggilan sayang saya untuk sosok wanita cantik ciptaan Allah yang satu ini. 




Mama adalah wanita yang sangat saya cintai dan saya sangat takut kehilangan beliau. Beliau adalah satu-satunya harta terbesar dihidup saya. Beliau adalah wanita yang hebat, wanita yang sangat kuat, wanita yang selalu ada dibarisan paling depan untuk melindungi anaknya yang sedang dalm bahaya, Yap! Beliau adalah pahlawan. Saya sebut beliau pahlawan karena saya begitu menghargai perjuangan beliau, maksud saya bukan berjuang melawan perang tapi berjuang mengandung dan merawat saya hingga saya seperti ini, tanpa beliau saya tidak akan ada di Dunia ini.

        9 bulan beliau mengandung saya, membawa saya yang saat itu dalam perutnya kemana saja dia pergi termasuk ke Toilet meskipun itu berat, 




membagi makanan yang beliau makan dengan saya karena itu beliau sangat menjaga makananya agar saya tetap sehat didalam perut, rela perutnya sakit karena saya menendang-nendang beliau. Lihat lah, seberapa besar kasih sayang beliau terhadap kita? Seberapa banyak kita sudah menyusahkan beliau meskipun kita masih dalam kandungannya, tapi... Beliau tidak pernah mengeluh atas apa yang kita perbuat dalam perutnya.

         Setelah genap 9 bulan, tepatnya tanggal 27 Juli tahun 1999detik-detik yang ditunggu oleh mama saya datang. Persalinan pun sudah ada didepan mata. Beliau pasti merasakan perasaan campur aduk, perasaan antara senang akan bertemu dengan bayi yang selama ini dinanti-nanti,perasaan takut karena kesakitan luar biasa yang akan dirasakan saat melahirkan atau bahkan perasaan takut dan sedih karena harus kehilangan salah satunya tepatnya kehilangan beliau yang rela memberikan nyawanya demi saya atau kehilangan saya, memang kata mama saya melahirkan itu rasanya antara hidup dan mati (seperti yang saya jelaskan diatas tadi). Seketika itu saya jadi ingat kata-kata yang ada di twitter yang membuat hati saya tersentuh yaitu "Jika dihadapkan padanya antara hidup dan kematian, pastilah ia akan memilih mati agar kita tetap hidup"  kalimat tersebut menggambarkan betapa besar kasih sayangnya terhadap kita sampai-sampai beliau rela memberikan nyawanya untuk kita agar kita tetap hidup. Kata mama saya saat saya tanya "Ma gimana rasanya melahirkan? lancar atau tidak?" lalu mama saya menjawab dengan nada bercanda "Ya pasti sakit, Alhamdulillah lancar kalau tidak lancar kamu atau mama tidak akan ada disini" saya menjawab hanya tertawa tapi dalam hati saya saya ingin menangis. Saat-saat menegangkan telah dilalui mama saya, akhirnya rasa sakit dan cucuran keringat bisa dibayar dengan senyuman serta tangisan kebahagiaan karena saya telah hadir di dunia ini.

          Perjungan dan kasih sayang seorang mama tidak berhenti sampai disitu saja, beliau merawat  dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang. Begitu indah gambaran kasih sayang yang diberikan mama kepada saya, ia rela memberikan apa saja yang saya inginkan hanya untuk melihat saya bahagia, ia rela mengotori tangannya untuk membersihan kotoran saya, rela bangun tengah malam karena mendengar tangisan saya dan banyak hal lainnya. Beliau selalu tulus membesarkan kita tanpa berharap sedikitpun imbalan dari kita.

          Kasih sayang mama memang tidak ada batasnya. Mungkin kita semua sudah merasakan nya dan mungkin kita seringkali tidak sadar akan tulus kasih sayang yang beliau berikan untuk kita. Masih ingatkah kita saat kita masih anak-anak yang sering kali merepotkan dan membuatnya jengkel? Mungkin beliau marah pada kita, tetapi.. beliau marah bukan tanpa seba bbeliau marah karena kita melakukan hal yang salah dan beliau marah karena beliau menyayangi kita beliau tidak mau kita melakukan hal yang salah kerena mugkin itu dapat membahayakan kita. Beliau sangat menjaga kita, beliau selalu ada di barisan paling depan saat ada yang akan menyakiti kita beliau berusaha melindungi kita sebisa mungkin. 

          Kalimat diatas membuat saya teringat oleh kisah seorang ibu di Jepang , saat itu di Jepang sedang terjadi tsunami yang sangat dahsat sehingga meluluhlantakan semua bangunan. Saat tsunami selesai tim sar di Jepang pun segera bergegas mencari korban tsunami yang bisa diselamatkan atau tidak, yang membuat saya terharu saat tim sar mencari kedalam lubang yang sangat sempit tim sar tersebut tidak menemukan ada korban, lalu im sar tersebu meninggalkan tempat tersebut dan pergi ketempat lain. Setelah mencari ke tempat lain, salah satu anggota tim sar tersebut ingin kembali ke lubang tersebut anggota tersebut merasa dan yakin bahwa didalam lubang itu ada korban, akhirya tim sar pun kembali ketempat tersebut untuk memastikan lagi. Setelah tim sar masuk ke lubang tersebut lebih dalam lagi tenyata ada seseorang wanita yang membungkuk, tim sar lalu berusaha mengeluarkan wanita itu dari lubang setelah diangkat ternyata wanita yang membungkuk itu sedang memeluk sesuatu bungkusan, saat bungkusan itu dibuka itu adalah bayi ,bayi itu masih hidup dan dia sedang tertidur pulas dalam pelukan ibunya. Ternyata wanita itu sedang memeluk anaknya berusaha melindungi anaknya dari reruntuhan bangunan akibat tsunami, subhanallah betapa mulianya ibu tersebut tapi sayangnya badan ibu itu sudah digin dan kaku saat diangkat menandakan nyawa ibu itu telah tidak ada.

          Coba kita renungkan berapa banyak dan berapa besar pengorbanan mama kita untuk kita? Rela memberikan apapun untuk kita, tapi.. Pernahkah mereka meminta kita untuk membalasnya? Pernahkah mereka meminta lebih pada kita? Pernahkah mereka meminta atau memungut tarif atas apa yang mereka beri? Jawabannya TIDAK SEDIKIT PUN! Beliau hanya ingin melihat kita tersenyum bahagia itu sudah melebihi cukup untuk beliau. Tapi kita sebagai anak, apakah kita sudah memberikan yang terbaik untuk beiau? Sudahkah kita membahagiakan beliau? Membalas kasih sayang beliau? perlu kita renungkan lagi , kita sebagai anak harusnya bisa menyadari kasih sayang beliau tapi untuk menyadarinya saja kita malas, yang ada kita sering membentaknya, menyuruhya ini itu, memaksanya untuk membelikan apa yang kita mau walaupun keadaan mama kita tidak mampu, menyakiti hatinya, membuatnya menangis karena perbuatan kita. Apakah itu sepadan dengan yang mereka beri pada kita? Tentu saja tidak.

           Jika dipikir lebih jauh lagi, saat mama kita sudah tua dan tak sanggup berbuat apa-apa beliau sangat membutuhkan kita untuk membantunya dan siapa yang sanggup menjaga dan merawatna seperti mereka merawat kita saat kecil? Siapa yang sanggup membersihkan  kotorannya? Menyuapinya? Memandikannya? Kalau ada tentu saja jarang, karena saat kita sudah dewasa apalagi kita sudah menikah tentu saja kita berpisah dengan mama kita dan mungkin menjenguknya saja sudah jarang apalagi melakukan hal seperti itu. Ketika kita sudah bekerja, sebagai kesadaran kita pasti memberikan sebagian gaji kita kepada mama kita, tapi seberapa banyak gaji kita yang kita berikan pada mama kita tidak akan bisa membayar semua yang beliau berikan pada kita.

          Jadi… kesimpulannya adalah kasih sayang seorang yang ibu sangat besar terhadap anaknya, dan kasih sayang seorang ibu pun tidak akan bisa digantikan oleh apapun.




          Demikian coretan  saya tentang ‘Kasih Sayang Seorang Mama’


Kamis, 15 Januari 2015

Siapakah Saya?

  Assalamualaikum wr.wb
    
        Siapakah saya? Mugkin ini pertanyaan yang sebenarmya mudah dijawab namun sangat membingungkan. Jika ada seseorang bertanya kepada saya siapa saya sebenarnya, dengan mudah saya menjawab 'Saya adalah manusia yang benama Shania Puri Nurwana Putri' jawaban yang simple, namun bukan itu jawaban sebenarnya. Seperti yang saya katakan di awal tadi ini pertanyaan yang mudah tapi sangat membingungkan.

        Setelah saya mendapat pertanyaan seperti itu, membuat saya termenung dan terus memikirkan siapa diri saya sebenarnya? Sangat penting untuk mengetahui diri kita yang sebenarnya, karena masa depan kita juga bisa kita tentukan dengan cara mengetahui diri kita sebenarnya.


Diblogger yang saya tulis ini, saya akan menjelaskan siapa diri saya sebenarnya dengan sejujur-jujurnya. Nama saya Shania Puri Nurwana Putri tahun ii saya akan menginjak umur 16 tahun, saya terlahir dari keluarga sederhana namun memiliki banyak kasih sayang di dalamnya. Saat saya kecil tidak ada beban dihidup saya, yang ada saya hanya merasakan kebahagiaan. 



Saya bukan berasal dari keluarga yang kaya raya tetapi dengan keserhanaan dalam hidup saya, saya bisa mengerti betapa indahnya hidup dan saya bisa memaknainya.

       Ngomong-ngomong tentang bahagia, mungkin bahagia yang saya rasakan dulu dan sekarang sangat berbeda jauh jika bisa diibaratkan seperti langit dan bumi. Dulu saya bisa benar-benar bahagia karena saya dikelilingi oleh orang-orang yang sangat saya cintai terutama mempuyai orang tua yang lengkap yaitu mama dan papa saya, namun bahagia yang saya rasakan sekarang mungkin hanya karena saya berkumpul dengan teman-teman saya, ada hal yang bisa membuat saya tertawa (bahagia saya sekarang memiliki beban) karena di hidup saya sekarang tidak ada 'CINTA dan KASIH SAYANG' 

       Seiring jalannya waktu, kebahagiaan yang saya rasakan semakin hilang. Karena mulai terjadi kekacauan dikeluarga saya, mama dan papa saya semakin sering berbeda pendaat semakin sering juga beradu mulut. Karena terlalu sering mereka bertengkar semakin hari semakin hebat, saya mencoba utuk menghiraukan mama dan papa saya mencoba cuek dan tidak peduli mereka, namun yang saya lakukan salah karena semakin saya menghiraukan semakin terpukul jiwa saya dan secara tidak langsung saya mengalami trauma dan gangguan psikologi. Saya termasuk orang yang tertutup dan lebih baik diam kalau ada masalah.

      Keadaan dirumah saya pun semakin kacau, saya yang saat itu duduk dikelas 9 memiliki banyak tekanan diotak saya. Satu sisi saya harus memikirkan ujian nasional yang akan saya hadipi , satu sisi saya berpikir bagaimana saya bisa fokus belajar agar ujian nasional saya berjalan lancar dengan keadaan rumah saya yang seperti iu, dan satu sisi lagi saya tidak dapat berhinti memikirkan bagaimana mama dan papa saya? Apakan mereka bisa memperbaiki hubungan mereka? Menumbuhkan cinta dan mengalahkan ego mereka masing-masing? Atau mereka memutuskan untuk berpisah? Saya terus mengalami pukulan diotak dan saraf saya serta mendapat guncangan mental yang tidak bisa saya banyangkan saya akan mengalami hal seperti itu.

      Waktu pun terus berjalan, orang tua saya akhirnya memutuskan untuk berpisah. Sangat berat untuk saya tapi dibalik itu semua saya berpikir mungkin ini jalan yag benar-benar terbaik untuk mereka dan untuk saya, dan saya percaya Allah mempunyai rencana lain yang lebih indah dari semua ini dan saya percaya Allah tidak akan menyengsarakan umatnya. Yaah mungkin ini salah satu dari perjalan hidup saya, mungkin banyak orang mengira bahwa anak yang 'broken home' cenderung depresi dan melampiaskannya dengan hal-hal yang negatif.

      Eiiits.... Jangan salah! Meskipun keluarga saya broken home tapi saya tetap punya cita-cita untuk membuat orangtua saya bangga. Justru dengan keadaan ini saya bisa mandiri dan lebih giat belajar lagi, saya yang saat ini tinggal hanya bersama mama saya membuat saya berpikir bagaimana saya sukses di usia muda dan meringkan beban beliau. Mungkin saya sempat mengalami yang namanya 'Depresi' menurut saya itu wajar, tapi..... Saya tidak melampiaskannya dengan hal-hal negatif.

     Meskipun saya sekarang menginjak masa remaja, dimana masa kita mengalami ke-labilan baik dalam sikap maupun emosi masa ini dinamakan masa pubertas. Saya memanfaatkan masa remaja saya ini dengan sebaik-baiknya, dengan cara mengenali jati diri saya dan mendalami cita-cita saya. Ngomong-ngomong soal cita-cita saya mempunyai cita-cita sebagai photographer. 


Saya adalah gadis remaja yang sangat mencintai dunia photography, saya mulai tertarik dengan photography ketika saya berumur 11 tahun tepatnya saat saya duduk dibangku kelas 6 SD, saat itu pertama kali saya memegang dan memfoto dengan kamera SLR dan saat itu juga saudara saya memuji hasil foto saya katanya "Ini fotonya bagus, kelihatannya kamu punya bakat foto di coba kembangin aja" kata-kata itu sangat terngian dan tak pernah hilang dalam orak saya sampai sekarang. Berkat pujian saudara tadi membuat saya pede akan bakat saya dan saya terus mencari tahu, saya yang saat itu sudah mengenal internet saya akhirnya saya tahu apa itu photography. Photography adalah (dari bahasa Inggrisphotography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. sumber (http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi)

     Karena menurut saya photography adalah seni yang unik dan menarik, maka dari itu saya menjadikannya sebagai cita-cita saya. Mungkin banyak orang mengira menjadi Photographer adalah pekerjaan yang sepele karena mereka selalu beranggapan ''Siapa sih yang gak bisa foto? Semua orang pasti bisa memfoto" tapi anggapan mereka itu salah , photography itu bukan hanya sembarang foto jeprat-jepret sana-sini tapi didalm foto itu terdapat seni. Ketika saya sudah menentukan cita-cita saya,saya langsung cerita pada mama saya dan alhamdulillah mama saya sangat mendukungnya dan setelah lulus SMK ini beliau berencana memasukan saya kesekolah photografy agar saya bisa mendalami dan mensukseskan cita-cita saya.

    Mungkin jika diteruskan,blogger ini tidak cukup untuk menceritakan kisah hidup saya dan siapa saya. Intinya saya sangat bersyukur atas hidup saya ini, atas semua yang telah Allah berikan kepada saya. Saya tau saya tidak akan bisa menjadi sempuna karena di Dunia ini tidak ada yang sempurna, tetapi saya berusaha menjadi sempurna dengan cara diri saya sendiri yaitu memperbaiki kekurangan dalam diri saya dan hidup saya. Itu menjadi keharusan dan prinisip saya.

   Saya kira tulisan saya diatas cukup untuk mengetahui siapa diri saya, terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca coretan hidup saya. Mohon maaf bila ada kesalahan kata.

Wassalamualaikum wr.wb :-) 

      

Kamis, 08 Januari 2015

Resolusi Tahun 2015

            Tidak terasa kita sudah ada di penghujung tahun 2014, sebentar lagi tahun 2014 akan berganti menjadi tahun 2015. Suara terompet pun riuh terdengar dimana-mana menandakan kemeriahan tahun baru,tidak hanya terompet yang selalu menjadi tradisi saat mendekati pergantian tahun bau harum dari asap jagung bakar dan ikan bakar juga tidak kalah ikut memeriahkannya.

             Saat pukul 00.00 tepat kembang api pun mulai dinyalakan menandakan bahwa tahun sudah berganti menjadi tahun yang baru. 


Saya yang saat itu berada di depan rumah langsung melihat keatas untuk melihat indahnya kembang api yang ada dilangit, tapi saat saya sedang menikmati gemerlap kembang api yang indah saya juga berpikir apa yang akan saya lakukan kedepan? Apakah ada perubahan dari diriku? Semoga saja ada. Seketika itu sayateringat oleh kata kakak kelas saya di jejaring sosial (twitter) "Kalau kita mau berubah menjadi lebih baik gak perlu nunggu tahun baru, kalau kita niat pasti kita bisa berubah kapan saja". Kalau dipikir-pikir omongan kakak kelas saya tadi benar juga.

             Banyak kenangan indah di tahum 2014 ini, tapi lebih banyak yang harus diperbaiki dari tahun kemarin agar kita menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Maka dari itu saya membuat beberapa resolusi untuk tahun 2015 sebagai awal perbaikan diri, berikut ini resolusi-resolusi saya.

1) Memperbaiki Ibadah 


              Mengapa memperbaiki ibadah menjadi resolusi pertama saya? Karena menurut saya, saya memiliki banyak kekurangan tentang ibadah di tahun lalu. Jujur tahun lalu sholat saya banyak yang bolong (tidak 5 waktu), oleh karena itu di tahun 2015 ini saya berusaha memperbaikinya.

2) Lebih Giat Belajar



                Ini yang wajib! Mungkin ini menjadi resolusi bagi setiap pelajar. Awal tahun ini saya harus bertekad lebih giat belajar! Mulai meningkatkan nilai yang tidak memuaskan menjadi memuaskan, awal mula muncul tekad ini biasanya karena masih dalam liburan sekolah tepatnya setelah kita melihat rapot kita disitu kita mejadi kepikiran tentang nilai nilai kita yang mulai turun.

3) Mulai Menabung


             Tahun lalu saya mempunyai masalah soal keuangan, yah bisa dibilang tahun lalu saya sangat boros. Maka dari itu saya membuat resolusi "Mulai Menabung" karena saya ingin tidak boros dan bisa menyisakan uang saya untuk kebutuhan saya yang lebih penting.

4) Memanfaakan Waktu Sebaik Mungkin


           Waktu adalah hal yang paling berharga , setiap detiknya memiliki makna tersendiri. Tahun lalu saya banyak menyia-nyiakan waktu saya dengan melakukan hal yang tidak penting. seiring jalannya waktu saya menyesal telah menyia-nyiakan waktu saya padahal banyak hal penting yang bisa saya lakukan saat itu, oleh karna itu di tahun 2015 ini saya harus bisa memanfaatkan waktu sebaik-baik mungkin.

5) Lebih Bertanggung Jawab


           Tanggung Jawab? Mungkin saya sangat lemah dalam hal ini, dulu ketika saya di beri tanggung jawab oleh orang tua saya untuk menjaga barang saya sering lalai, oleh karena itu saya harus memperbaikinya di awal tahun ini.

6) Tidak Mudah terpengaruh

             Mudah dipengaruhi mungkin itu adalah karakter buruk yang utama dalam diri saya, karena saya adalah tipe orang yang mudah terpengaruh dan ragu terhadap diri saya sendiri. Tahun lalu saya sering terpengaruh oleh teman-teman saya tepatnya saya terpengaruh untuk melakukan hal-hal buruk dan merugikan untuk diri saya sendiri. Oleh karena itu saya akan merubah sifat buruk saya ini menjadi lebih konsisten, tidak mudah terpengaruh dan lebih percaya diri, mungkin sangat susah tapi saya yakin bahwa saya bisa.

      Yap itu tadi adalah beberapa resolusi saya di tahun 2015 ini! Semoga apa yang saya rencanakan ini bisa saya lakukan dan saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.